Sekelompok Mahasiswa yang tergabung didalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas PeternakanUniversitas Islam Malang mencoba memberikan solusi atas problematika yang terjadi saat ini dimana pandemic covid-19 membuat sekelompok seni budaya lokal menjadi vakum dan tidak bisa ngamen secara panggung ke panggung. Dengan problem yang ada tersebut BEM fapet Unisma memberikan penerapan kesenian melalui kegiatan Edukasi Branding Content Creator atau EBCC berkonsep Hybrid System. Dengan adanya sebuah gagasan metode terbaru dalam menggantikan proses ngamen secara offline ini TIM BEM Fapet Unisma ini juga lolos pendanaan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D 2021) dari kemdikbudristek.
Kegiatan ini merupakan sarana dan pengenalan wajah baru bagi para pelaku seni karawitan untuk mengaktualisasikan potensi kesenian budaya lokal dan juga mengenalkan kearifan budaya yang ada pada desa Tulungrejo, dimana sudah kita ketahui bersama pengenalan dan seni pertunjukan pagelaran seni budaya sudah terhenti sejak adanya pandemic covid-19, sehingga dengan adanya momentum ini kita berupaya untuk memberikan solusi agar para pelaku seni budaya karawitan dapat terus menunjukkan eksistensinya dengan cara mengoptimalkan potensi skill seni ngamen namun dengan menggunakan metode yang berkonsep Hybrid serta dapat memberikan sajian sebuah edukasi yang berbasis beranding content creator kesenian budaya, Pungkasnya, Khabib Mustofa Alkamal Selaku Koordinator TIM PHP2D dan Ketua BEM Fapet Unisma.
Didasarkan pada hasil wawancara coordinator seni karawitan yang dihubungi secara terpisah mengungkapkan bahwa masa pandemic covid-19 menambah terpuruk sebuah pertunjukan kesenian karawitan ini dimana pementasan pagelaran tidak diizinkan untuk melakukan sebuah pementasan karena pemberlakuan Pembatasan Sosial.
Koordinasi dengan coordinator dan Perwakilan Paguyuban Setyo Laras Dusun Gondang
“Biasanya sebelum adanya pandemic covid-19 ini kami dapat melakukan sebuah pertunjukan atau ngamen dari panggung ke panggung tiga kali dalam satu bulan baik ngamen untuk acara hajatan atau mengisi kegiatan di suatu wisata yang ada” Tuturnya Hendra wijayanto selaku coordinator Seni Karawitan setyo laras.
Dengan sebuah bimbingan yang dilakukan secara intensif dan maksimal oleh drh. Nurul Humaidah, M.Kes yang juga selaku dosen sekaligus Wakil Dekan Bidang Kemahasiswan Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang ini, dapat membawa BEM fapet lolos pendanaan PHP2D tahun 2021 ini dengan kelompok yang beranggotakan 10 yakni (Audrey,Kamelia, Zulfikar, Rahman, Tulus, Dian Mirza, Muzayin, Pradivta dan Fatimatuzzahro)
“ini merupakan sebuah terobosan baru bagi Kelompok seni agar nantinya melalui pemanfaatan platform media digital yang serba cepat perkembanganya dapat lebih luas mengenalkan potensi budaya yang ada di dusun gondang desa tulungrejo ini walaupun disisi lain peningkatan sebuah skill potensi seni agar nantinya dapat seimbang dan balance dengan keterampilan yang ada dan mumpuni., selain itu upaya pendampingan secara berkelanjytan juga akan dilakukan guna memanfaatkan dan memberikan pengetahuan akan media digital agar fungsi adanya peralihan pertunjukan kegiatan dari offline ke online berkonsep Hybrid dapat dilakukan secara maksimal” Pungkasnya,Harapan kedepan dengan adanya sebuah kegiatan ini nantinya dapat meningkatkan potensi akan skill seni ngamen virtual melalui peralihan ruang pertunjukan ke pemanfaatan platform media digital berkonsep Hybrid system EBCC, terbentuknya New Icon Dusun Gondang melalui potensi Kesenian Budaya karawitan lokal dan menjadikan desa tulungrejo menjadi desa binaan unisma.
Koordinasi Antara Kepala desa Tulungrejo, Batu
“selain itu juga saya berharap selaku mahasiswa program ini juga dapat menjadikan sarana bagi kami untuk bisa mengembangkan softskill kami melalui pengaktualisasian dalam bidnag digital dan kesenian lokal” Imbuhnya khabib
Ini membuktikan bahwa pandemic tidak menjadi kendala utama untuk kita terus mau bergerak maju dan membaca peluang, berprestasi menunjukkan sebuah karya seni terbaik pada khalayak umum melalui sebuah kegiatan Branding.
Pewarta : Khabib Mustofa Alkamal, Mahasiswa Fakultas Peternakan Unisma