Mahasiswa Matematika Unisma Malang memberikan solusi dalam dilema pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran Matematika di era pandemi, yakni dengan penerapan model pembelajaran flipped classroom yang ditujukan khususnya untuk siswa tunanetra. Solusi tersebut juga telah dinyatakan lolos mendapatkan mendanaan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021 dari Kemendikbudristek.
Oryza Lisativani Fatimah, mahasiswa Prodi Matematika yang menjadi Ketua Tim PKM-RSH menjelaskan pengaruh flipped classroom terhadap hasil belajar matematika ini diangkat setelah melihat fenomena siswa tunanetra yang sangat kesulitan mempelajari matematika di masa pandemi tanpa bimbingan guru secara langsung. Maka dari itu mereka memperkenalkan model pembelajaran flipped classroom untuk mempermudah mereka dalam belajar matematika.
Berdasarkan hasil wawancara pada siswa tunanetra, SLB ABD Kedungkandang kota Malang, bahwa sebagian besar dari mereka merasa kesulitan belajar matematika saat pandemi Covid-19 ini, karena mereka biasanya selalu konsultasi dan dibimbing khusus oleh guru di sana secara tatap muka.
“Kebanyakan siswa tunanetra itu merasa kesulitan dengan semua pembelajaran, terutama matematika. Mereka yang biasanya menggunakan braille untuk berhitung, namun saat pembelajaran online ini, mereka menjadi kesulitan karena harus belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru” tutur Oryza.
Dengan usaha yang maksimal, di bawah bimbingan dari Bapak Abdul Halim Fathani, S.Si., M.Pd, Dosen Prodi Pendidikan Matematika Unisma Malang, kelompok mahasiswa yang beranggotakan 3 mahasiswa (Oryza Lisativani Fatimah, Rara Adiningsih, dan Fitriyana Desynta Lubis) ini mengusulkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk skim Riset Sosial Humaniora.
“Awal kita mendapatkan ide tersebut, saat kami melakukan diskusi melalui video call pada whatsapp dengan arahan langsung oleh dosen pembimbing waktu itu, dan kami melihat peristiwa pada siswa tunanetra yang memiliki kesulitan belajar saat pandemi, khususnya pelajaran matematika. Pada akhirnya kami mengusul proposal yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Tunentara pada Pandemi covid-19 “, tambah Oryza.
Tak hanya itu, Oryza mengatakan bahwa adanya muncul gagasan memberikan pengaruh model pembelajaran flipped classroom pada siswa tunanetra, adalah untuk memberikan warna model pembelajaran yang baru terhadap siswa di sekolah tersebut, serta kami harap mereka mampu meningkatkan kemampuan belajarnya meskipun saat pandemi ini.
“Karena siswa tersebut harus berkontribusi aktif saat proses pembelajaran di kelasnya, dan juga untuk menarik minat mereka untuk lebih semangat dalam belajar matematika di masa pandemi yang mengharuskan mereka belajar mandiri di rumah ,” terangnya.
Abdul Halim Fathani, S.Si., M.Pd, dosen Pembimbing PKM-RSH Unisma mengatakan bahwa proposal PKM-RSH yang lolos didanai Belmawa Kemendikbudristek ini penting dilakukan. Mengingat, teori dasarnya adalah bahwa setiap individu orang itu memiliki kecerdasan matematika.
“Alih-alih pembelajaran matematika berjalan dengan lancar, namun faktanya tidak demikian. Jadi, penelitian PKM-RSH ini akan berkontribusi riil untuk mencari pemecahan masalah ketika pembelajaran matematika bagi siswa-siswa tuna netra yang memiliki kesulitan untuk belajar matematika,” ungkapnya.
Ia dan mahasiswa Matematika Unisma Malang ingin menunjukkan bahwa siswa tuna netra juga bisa beradaptasi dengan baik dengan pembelajaran baru di era pandemi.(*)
Pewarta: Oryza Lisativani Fatimah