Penulis : Refima Rachmasari

(Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang)

Saat ini kita memasuki zaman dimana kopi menjadi trend minuman. Minuman kopi ini sangat digemari oleh anak muda. Bahkan tidak hanya anak muda, orang tua pun ikut menggemari trend minuman kopi ini. Berbagai jenis minuman kopi yang ada, mulai dari kopi espresso (kopi hitam asli) sampai kopi yang dicampur-campur dengan tambahan lain seperti susu atau gula aren. Menu tersebut menjadi menu unggulan bagi kedai kopi saat ini.

Jenis kopi yang digunakan dalam pembuatan minuman kopi juga bermacam-macam. Mulai dari kopi arabica, robusta, kopi Gayo, kopi Dampit, dan jenis kopi lainnya di Indonesia. Sebagai pecinta kopi, bahan utama kopi sangat diperhatikan, karena akan menghasilkan rasa kopi yang khas.

Untuk membuat minuman kopi, biji kopi disangrai kemudian dihaluskan terlebih dahulu. Kemudian bubuk kopi tersebut baru bisa diolah untuk diminum. Begitu juga dengan biji salak. Biji salak yang dijadikan bubuk kopi harus dicuci kemudain dilakukan penjemuran. Tujuan biji salak dijemur yaitu untuk mengurangi kadar air yang ada dalam biji dan memudahkan untuk dipotong di tahap selanjutnya. Setelah kering biji salak dapat dipotong-potong menjadi ukuran kecil. Setelah dipotong-dipotong, biji salak langsung disangrai agar matang dan tercium aroma yang khas. Setelah matang dan tercium aroma, biji salak dilakukan penggilingan. Penggilingan bertujuan menghaluskan biji salak menjadi bubuk agar mudah dikonsumsi.

Biji salak merupakan limbah atau sisa dari konsumsi buah salak. Biji salak memiliki kandungan yang sama dengan daging buah salak, yaitu kandungan kapasitas antioksidannya 436,91 mg/L dan IC50% 9,37 mg/mL, kafein yang rendah 0,207 %, lemak yang rendah 2,95% serta karbohidratnya 80,98 %. Ini juga didukung oleh kandungan air 6,24%; kadar abu 3,49%; dan protein 6,34%. Sehingga olahan biji salak sangat baik dan aman untuk dikonsumsi.

Kopi Biji Salak (KOPLAK) ini diproduksi di Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa Tirtomarto merupakan salah satu desa di Kecamatan Ampelgading penghasil buah salak melimpah. Buah salak di sana sebagian besar dijual langsung oleh masyarakat tanpa diolah. Hanya sebagian kecil masyarakat yang mengolah limbah salak ini untuk dijadikan produk. Contohnya teh salak yang terbuat dari daun salak. Kemudian sirup salak dan dodol salak yang terbuat dari daging buah salak. Padahal, produk primer (utama) pertanian seperti buah salak maupun limbah atau sisanya jika diolah akan memberikan nilai tambah atau keuntungan yang lebih untuk masyarakat. Keuntungan yang lebih ini juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tirtomarto.

Hal ini ditemukan oleh teman-teman KKN kelompok 11 Universitas Islam Malang di Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelagding tahun 2019. Teman-teman KKN bekerja sama dengan tokoh masyarakat di sana seperti Pak Mudin, Pak RT, dan Pak RW untuk mengumpulkan biji salak dari masyarakat. Kemudian biji salak dicuci bersih untuk dilakukan proses selanjutnya. Setelah biji salak dilakukan penggilingan, bubuk kopi biji salak dilakukan proses packaging dengan nama produk KOPLAK (Kopi Biji Salak). Rasa dari KOPLAK ini juga tidak kalah khasnya dengan kopi daerah ternama lainnya.

Untuk proses penjualan, KOPLAK dijual di toko-toko di Desa Tirtomarto. Selain itu juga bekerja sama dengan lembaga masyarakat di sana. Seperti ibu PKK serta kelompok wirausaha agar dapat diikutkan dalam kegiatan pameran atau BUMDES. Agar memperkanalkan bahwa KOPLAK merupakan salah satu produk olahan salak yang inovatif asli dari Desa Tirtomarto.

KOPLAK memiliki rasa yang khas dan agak berbeda dari biasanya. Tentu saja rasa asli dari KOPLAK ini agak pahit. Tetapi KOPLAK ini bisa dijadikan campuran atau bahan utama dari minuman kopi saat ini yang digemari semua kalangan masyarakat. Seperti contohnya KOPLAK dicampur dengan susu menjadi kopi susu. Bisa juga KOPLAK dicampur dengan susu, gula aren, dan tambahan topping boba atau disebut es kopi gula aren plus boba. Menu kopi yang sangat digemari anak muda saat ini.

KOPLAK dinikmati secara esspresso pun juga nikmat. Memberikan cita rasa baru bagi minuman kopi saat ini. Ibarat kata pecinta kopi, kopi itu bukan dilihat dari hasilnya. Tapi mulai dari cara mendapatkan, membuat, hingga filosofinya.

Harapannya, semoga ada kerja sama yang baik dalam proses pembuatan KOPLAK ini. Mulai dari kelompok tani buah salak, sebagai penyedia bahan utama produk. Kemudian tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat sekitar Desa Tirtomarto, seperti Pak RT, Pak RW, Pak Mudin, Kepala Desa, Ibu PKK, karang taruna, serta kelompok wirausaha untuk membantu pembuatan serta menjual KOPLAK ini. Terutama pemerintah di bidang Dinas Perdagangan mampu menjadi fasilitator untuk proses awal sampai akhir pembuatan KOPLAK. Selain itu juga bisa membawa produk ini ke nasional maupun internasional. Bahwa produk KOPLAK asli dari Indonesia, tepatnya di Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hal penting lainnya yaitu menanamkan semangat berinovasi kepada masyarakat Desa Tirtomarto akan pentingnya mengolah produk utama pertanian maupun limbah pertanian untuk kesejahteraan masyarakat Desa Tirtomarto sendiri.

 

 

Artikel yang Direkomendasikan