Tingginya angka warga Kota Probolinggo yang positif terjangkit virus covid 19, menyebabkan alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisma Malang, Moch Sholeh peduli untuk mengurangi bahkan menghentikan penyebarannya. Ia bertekad untuk mencari sumber penyebaran virus yang mematikan ini.

Meskipun beberapa anjuran maupun gerakan wajib cuci tangan sesering mungkin, namun alat cuci tangan yang digunakan oleh berbagai orang ini bisa menjadi sumber penularan virus covid 19. Untuk itu perlu meminimalisasi kontak lewat benda. Dihadirkan inovasi cuci tangan pada wastafel portable berteknologi sensor. Sholeh, sebagai inisiator mulai merakit sensor yang digunakan mendukung alat cuci tangan dalam wastafel.

“Awalnya kami sangat resah dan panik, situasi pandemi covid 19 yang tengah melanda Kota Probolinggo khususnya wilayah Kelurahan Sukabumi Kecamatan Mayangan ini telah terdeteksi 9 orang positif Covid 19. Kami sudah mencoba berbagai cara untuk mengurangi penyebarannya salah satunya harus sering cuci tangan dengan sabun. Namun seringnya tempat cuci tangan yang digunakan oleh banyak orang, ternyata menjadi media baru untuk penularan,” paparnya.

Moch Sholeh, Alumni Program Studi Akuntansi FEB Unisma yang sehari-hari menjadi Entrepreneur dan aktif juga di Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Sukabumi Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo bertekad untuk membuat alat cuci tanggan yang tidak perlu bersentuhan dengan tangan.

Meskipun latar belakang berasal dari Fakultas Ekonomi Unisma, tetapi saya punya skill bidang teknik elektro. Dengan skill inilah saya mulai berupaya untuk membuat alat cuci tangan atau istilahnya Wastafel portabel teknologi Sensor. “Alat ini sengaja kami buat untuk meminimalisasi kontak lewat benda, artinya saat cuci tangan tidak perlu bersentuhan dengan kran air. Proses pembuatannya dan alat yang dibutuhkan relatif sederhana,” jelas Sholeh.

Lebih lanjut ia menjelakan untuk menentukan kapasitas tandon air, selanjutnya buat kerangka besi tempat tandon dan Wastafel. Pada tahap selanjutnya dipasang Kran tandon disesuaikan dengan jarak wastafel dan Box sensor. Pembuatan tempat sabun cair di sesuaikan dengan ukuran pompa, yang disusul dengan pemasangan pompa tempat sabun yang terhubung dengan sensor atur jarak dan durasi sensor.

“Langkah selanjutnya dilakukan pemasangan sensor kran dan power suplay. Pada Tahap akhir Pemasangan Box pelindung elektrik dari air dan hujan,” terangnya.

Ia menggunakan gunakan teknologi sensor dengan jarak sekitar 10-15 cm akan berfungsi untuk mengucurkan air. Dengan cara seperti inilah kami berupaya mengurangi sentuhan anggota badan/ tangan dengan kran air. “Inilah upaya yang kami rancang agar mata rantai penyebaran Virus Covid 19 terhenti,” ungkap  Sholeh yang hasil ciptaannya telah banyak diliput di beberapa media nasional ini.

Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisma, Nur Diana memberikan apresiasi yang tinggi atas kepedulian Alumni FEB Unisma terhadap problem yang ada di Masyarakat. Alumni bukan sekedar lulusan yang mampu berkontribusi untuk dirinya pribadi maupun keluarganya. Kami berharap alumni juga memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa.

“Apalagi saat ini kita lagi dihadapkan pada Krisis Kesehatan dan krisis ekonomi, alumni kami mampu menjawab tantangan dan mengatasi problem masyarakat dengan menciptakan teknologi tepat guna berupa alat cuci tangan berteknologi sensor, Semoga hal ini bisa memutus mata rantai penyebaran virus covid 19. “FEB Unisma Malang dalam hal ini bertekad untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan berkarakter sehingga mendukung SDM unggul di Indonesia,” kata Nur Diana.(*)

Artikel yang Direkomendasikan